Maaf - kata ini cuma terdiri dari empat huruf - tetapi kalau diucapkan rasanya berat. Orang yang menerima kata ini juga kadang belum ikhlas benar. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bisa memaafkan diri sendiri atau orang lain?
Maaf – kata ini cuma terdiri dari empat huruf – tetapi kalau diucapkan rasanya berat. Orang yang menerima kata ini juga kadang belum ikhlas benar.
Ini cerita tentang permintaan maaf yang pernah saya alami. Ada seorang teman, seorang bapak, profesi dia seorang tukang becak, pencari ular kobra untuk dijual daging dan darahnya, kurir undangan dan entah apa lagi. Sebut saja namanya Gono. Penampilan & attitudenya mungkin akan membuat sebagian besar orang tidak nyaman. Tapi sebenarnya dia orang baik, maunya berteman dengan banyak orang. Saya kenal baik juga dengannya. Beberapa kali suka datang ke tempat kerja saya, ngajak ngobrol sana sini – intinya sih minta dikasih sangu uang. “Aku minta sangu mbak!” Aku kasih seadanya. Kapan hari akan datang lagi dan begitu lagi. Waktu sering datang ke tempat kerjaku itu dia sudah sakit sakitan.
Suatu hari, dia datang, saya sudah menduga dia akan minta uang lagi. Waktu saya kasih uang dia bilang, “Mbak maafkan aku yo, aku ganggu kamu terus. Maaf yo mbak”. Saya kaget, kenapa dia tiba tiba minta maaf. Tumben banget. Karena attitudenya agak arogan meskipun status sosialnya kurang bagus. Saya hanya tersenyum waktu dia minta maaf. Lalu dia pergi.
Seminggu setelah kejadian Gono minta maaf yang membuat saya terkejut – saya lebih dikejutkan berita lewat WA dari teman teman bahwa dia meninggal karena sakit yang dideritanya akhir akhir ini. Ya Allah… berarti waktu dia minta maaf ke saya seminggu lalu itu, adalah bentuk dia berpamitan kepada saya 😭 Dan saya cuma tersenyum menanggapi permintaan maaf dia, saya merasa tidak enak sekali hari itu.
Selamat jalan Gono, saya menerima permintaan maafmu. Terima kasih sudah mengajarkan arti kata maaf. Inilah kisah meminta dan menerima permintaan maaf dengan ikhlas.