Kartu Tarot di Era Kontemporer

Bagi seorang Tarot Reader, visualiasi kartu tarot yang sesuai dengan seleranya akan semakin meningkatkan intuisi membaca. Logikanya, gairah membacanya akan lebih semangat dan tinggi. Dan psssttt...tahu tidak ada mitos tentang kartu Tarot bagi seorang Tarot Reader?

Nunuk Ambarwati
Nunuk Ambarwati Praktisi Kartu Tarot
Kartu Tarot Di Era Kontemporer

Sejarah singkat

Kartu tarot diketahui sudah mulai ada di dunia ini, tepatnya di Italia sekitar abad ke 15 atau sejak tahun 1442. Pada era seni modern (tahun 1910) – berdasarkan interpretasi Arthur Edward Waite, artis Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana. Hasil karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company. Set Tarot ini menjadi set yang paling populer di peradaban modern. Set kartu tersebut dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith.Ia terdiri dari 78 kartu individu yang dibagi menjadi dua kategori, arcana utama (22 kartu) dan arcana minor (56 kartu) (sumber: Wikipedia).

Perkembangan kartu tarot
Perkembangan kartu tarot sekarang sangat luar biasa. Ada banyak interpretasi atau penggambaran ulang atas kartu ini; tetapi tetap mengacu pada kartu terbitan Rider-Waite-Smith. Banyak seniman kelas dunia atau desainer grafis dari berbagai wilayah di dunia ini, mengintrepetasikan ulang visual pada kartu-kartu ini. Menurut mereka keberadaan visual kartu tarot versi Rider-Waite-Smith sudah terlalu lama dan perlu dibuat interpretasi sesuai perkembangan jaman era kontemporer saat ini (atau dimutakhirkan).

Kartu tarot juga banyak menggelitik seniman kelas dunia untuk menginterpretasikan ulang. Sebut saja ada Salvador Dali, seniman surealis asal Spanyol. Ia membuat interpretasi deck kartu tarot versinya tahun 1970 dengan judul Salvador Dali Tarot Universal. Ada juga kisah seniman Osvaldo Menegazzi asal Italy, ia akan selalu memulai menggambar kartu Tarot pertamanya dengan kartu “Death” dengan alasan tertentu. Ada juga seniman fotografi kontemporer Ayla El-Moussa yang mendesain kartu tarot minimalis, monokrom dan memiliki bobot seni tinggi dengan basic fotografi. Kalau pilihan kartu tarot yang saya sukai, kartu tarot dengan aliran seni abstrak dan dikerjakan dengan cat air seperti kartu tarot karya seniman perempuan, Christine Zillich atau Stephanie Pui-Mun Law.

Bila kita lihat di dunia maya, ada banyak versi tentang visual atau gambar kartu tarot yang disediakan oleh pasar. Ada banyak tema dan gaya pada kartu tarot, seperti tema tentang binatang – 78 deck kartu dipenuhi tentang simbolisasi binatang tertentu seperti kucing, rubah, kelinci, ikan dan lainnya. Tema fantasi, peri atau fairy tale, sudah bisa dibayangkan ya, gambar tentang dunia peri yang mendominasi kartu-kartu itu. Ada juga tema tentang laut, simbol-simbol atau bahkan tema wayang Indonesia hingga tema kegelapan. Tarot Reader sekarang sudah banyak dimanjakan desain kartu yang sangat menarik dan beragam sesuai selera. Kartu-kartu tarot ini juga bisa menjadi koleksi menarik tersendiri. Anda ingin juga mengoleksi? Beberapa Tarot Reader bahkan mengincar kartu tarot yang langka atau memiliki nilai historis tersendiri meskipun memiliki nilai rupiah tinggi. Di beberapa balai lelang internasional, kartu Tarot versi seniman dunia atau langka bisa dilelang dengan harga fantastis.

Bagi seorang Tarot Reader, visualiasi kartu tarot yang sesuai dengan seleranya akan semakin meningkatkan intuisi membaca. Logikanya, gairah membacanya akan lebih semangat dan tinggi. Dan psssttt…tahu tidak? Menurut mitos yang berkembang, bila seorang Tarot Reader ingin memiliki kartu Tarot baru, berarti level kemampuan membacanya lebih meningkat lho. Wow!

Sumber tulisan: dari berbagai sumber.