Hukum sebab -akibat dan hukum sebab-musabab merupakan hukum alam semesta. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan. Satu "sebab" yang sama dapat menghasilkan beberapa "akibat" dan berbeda-beda bentuknya dikarenakan "musabab"nya juga banyak dan berbeda-beda.
Kali ini kita akan membahas tentang Hukum Sebab-Akibat yang merupakan Hukum Alam Semesta yang selanjutnya hukum tersebut akan berpengaruh terhadap siklus hidup manusia yang berkaitan dengan karma dan reinkarnasi.
Hukum Alam Semesta adalah hukum keseimbangan yang menurunkan hukum sebab-akibat, dan hukum sebab akibat akan menurunkan hukum karma dan selanjutnya hukum karma akan menurunkan reinkarnasi. Inilah yang disebut dengan siklus kehidupan manusia.
Terlepas dari percaya atau tidak bahwa semua makhluk hidup didunia ini tak hanya manusia, akan terikat dengan hukum sebab akibat. Siapa yang berbuat maka dialah yang bertanggung jawab. Tidak ada satu makhlukpun yang kebal terhadap hukum sebab akibat ini. Semua makhluk di kolong langit ini tidak dapat menghindar dan harus menerima konsekuensi dari hukum tersebut.
Hukum sebab-akibat dapat dijelaskan dengan perumpamaan seperti berikut: Satu “sebab” yang sama yaitu bola dijatuhkan. Akibatnya bola akan memantul keatas. Musababnya karena bola tersebut jatuh dilantai yang rata dan keras. Akibat lainnya bola tidak memantul keatas namun menggelinding kesamping. Musababnya apa? karena bola jatuh ditempat yang miring. Akibat lainnya ada bola yang tidak memantul keatas maupun menggelinding kesamping, itu musababnya karena bola jatuh ditanah yang lunak.
Perumpamaan diatas merupakan contoh yang konkret jadi dapat dilihat dan diraba, dan dengan jelas diketahui sebab, akibat dan musababnya. Namun seandainya hukum ini dalam bentuk yang tidak nyata / dimensi gaib tentu sulit untuk diketahui apalagi dijelaskan. Sebagai contoh ada seseorang yang laku hidupnya baik, hati nuraninya bersih tapi mengalami kesengsaraan hidup yang luar biasa. Mengapa?, apa sebab dan musababnya sehingga akibatnya begitu menderita. “Sebabnya” adalah karma buruknya yang masih banyak. “Musababnya”adalah rohaninya yang bersih dan “Akibatnya” adalah menjalani hidup dengan penuh penderitaan.
Dengan berperilaku yang tetap baik dan bersih, menjalani kesengsaraan dengan sabar dan ikhlas berarti ini membayar yang lama dan tidak membuat hutang karma baru, sehingga perjalanan hidupnya yang akan datang menjadi ringan dan lancar.
Ini merupakan satu dari banyak fenomena kehidupan yang berhubungan dengan hukum sebab-akibat dan sebab-musabab yang kemudian akan menjadi hukum karma dan reinkarnasi.
Demikian tulisan ini dibuat sebagai bahan permenungan dan penyemangat bagi kita dalam menjalani hari-hari yang berat. Semoga tetap semangat untuk berbuat kebaikan dan menjaga hati nurani tetap bersih agar dikehidupan mendatang menuai karma baik.