Sawang Sinawang (bahasa Jawa) – artinya kurang lebih memandang dipandang/saling memandang)sebuah ungkapan bahasa Jawa tentang perilaku membanding-bandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain. Pepatah ini mengandung ajaran untuk tidak membanding-bandingkan kehidupan seseorang dengan orang lain, karena apa yang dipandang belum tentu seindah atau semudah yang tampak. Atau dalam bahasa Inggrisnya “Don’t Judge the Book by Its Cover”. Bagaimana kita memandang orang lain? Penuh iri, dengki, kepo, tidak suka atau...?
Sawang Sinawang (bahasa Jawa) – artinya kurang lebih memandang dipandang/saling memandang)sebuah ungkapan bahasa Jawa tentang perilaku membanding-bandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain. Pepatah ini mengandung ajaran untuk tidak membanding-bandingkan kehidupan seseorang dengan orang lain, karena apa yang dipandang belum tentu seindah atau semudah yang tampak. Atau dalam bahasa Inggrisnya “Don’t Judge the Book by Its Cover”.
Mungkin ini pernah atau bahkan sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari ya. Ketika melihat seseorang dengan badan penuh tattoo, kita langsung jaga jarak, menjauh karena takut. Karena stigma yang dibuat bahwa orang dengan tattoo adalah orang jahat. Padahal belum tentu kan, banyak juga orang bertattoo yang justru sangat lembut hatinya dan penuh perhatian terhadap orang lain. Sebaliknya, seseorang yang berpenampilan sangat rapi, cerdas dan tampak ramah justru dia seorang psikopat yang tak punya peri kemanusiaan.
Ada juga cerita lain, seseorang dimana dia bergelimang harta, bisa membeli barang yang dia maui, bisa pergi kemanapun yang dia sukai. Tapi ternyata, dia sangat kesepian, karena tidak memiliki anak, tidak punya teman sejati bahkan pasangan yang penuh cinta kepadanya. Bahkan dia memiliki masalah berat yang tidak bisa dibayar dengan harta dan tidak pernah kita sangkakan sebelumnya, ternyata suaminya telah menghamili wanita lain dan harus menikahi siri si wanita tersebut. Maka dia hampir selalu mencari kepuasan hati yang rasanya tak pernah bisa dia dapat. Dia hanya ingin punya teman atau pasangan yang tulus dan bisa membuat hidupnya lebih bahagia.
Di bagian lain, sebuah cerita, seorang anak yang kesannya dimanjakan oleh orang tuanya. Semua kebutuhan dan keinginannya dipenuhi bahkan terkesan berlebihan. Orang di sekitarnya, dibuatnya iri bahkan geleng-geleng kepala karena perlakuan yang berlebihan. Tapi ternyata di balik itu semua, si anak meninggal dunia pada usia sangat belia karena penyakit langka yang dideritanya. Orang tua sudah mengetahui usia hidup anak tidak lama. Untuk itu semua perlakuan orang tua kepada adalah bentuk kasih sayang yang maksimal dan menginginkan si anak merasakan kebahagiaan yang sempurna sebelum dia meninggal. Orang di luar hanya tahu permukaan saja, maka banyak cibiran ditujukan pada mereka, tanpa pernah tahu dan memahami apa maksud sebenarnya.
Dari berbagai cerita tersebut, harapannya kita selalu positif thinking memandang siapapun di hadapan kita. Kita takkan pernah tahu sebesar, seberat atau separah apa masalah seseorang dalam hidupnya.