Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda. ~Dahlan Iskan
Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda. ~Dahlan Iskan
Mungkin kita sering mendengar pepatah ini, dan kegagalan dalam kehidupan pada dasarnya adalah hal biasa namun banyak juga yang menganggap bahwa gagal itu akhir perjalanan, bahkan ada yang menganggap bahwa ia ditakdirkan untuk gagal, padahal mereka tidak tahu bahwa sebenarnya mereka begitu sangat dekat menuju kesuksesan, hanya saja perasaan membuat kita hanyut untuk berputus asa dan menyerah, menganggap semua telah usai.
Jika kamu berpikir seperti itu, buanglah pemikiran itu jauh-jauh, pemikiran tersebut hanya menjadi penghalang bagimu untuk maju. Hal-hal ini akan membuatmu sadar, sukses adalah milik semua orang, tanpa memandang gender, latar belakang, ataupun hal-hal lain.
Setiap orang, khususnya orang sukses dapat dipastikan pernah mengalami kegagalan.
Kegagalan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidup. Ia seperti sisi belakang mata uang, selalu mengikuti ke manapun perjalanan mengantarkan. Namun, tidak banyak orang mengerti bahwa terkadang kegagalan hanya harus dihadapi dengan gagah berani.
Namun bagaimana seandainya kegagalan itu terjadi berulang-ulang sehingga terkesan Tuhan tidak adil memberikan jalan hidup pada manusia?
Terlepas dari keyakinan bahwa garis hidup setiap manusia sudah diatur oleh Tuhan, secara ilmiah kegagalan bisa ditemukan penyebabnya. Termasuk kegagalan berpola, atau kegagalan yang berulang-ulang. Jika diteliti lagi, bisa ditemukan pangkal yang sama meskipun peristiwanya berbeda-beda.
Berikut penyebab kegagalan berpola, atau kegagalan yang terjadi terus menerus pada hidup seseorang:
Signal Pikiran (Low Attraction)
Dalam Hukum Ketertarikan ini, ketika seseorang berfikir sesuatu, maka muncul signal frekuensi keluar dari otaknya, dan signal ini menyebar ke seluruh penjuru semesta. Kemudian oleh semesta dipantulkan berlipat ganda pada orang yang bersangkutan. Pantulan ini bisa berupa hadirnya orang-orang atau terjadinya peristiwa yang sesuai dengan signal yang dipancarkan. Jadi, ketika seseorang sering berfikir negatif, mengkhawatirkan hal-hal negatif, curiga yang berlebihan, dan lain-lain. Maka signal-signal negatif itu akan memanggil peristiwa negatif untuk hadir dalam hidup seseorang. Dan jika signal negatif ini terpancar berulang-ulang, maka hal tersebut akan memanggil kegagalan berulang-ulang pula.
Self Sabotage
Sabotase diri sendiri, adalah kondisi mental yang menghalangi seseorang untuk mewujudkan kesuksesan. Self Sabotage juga merupakan salah satu bentuk mental block. Ketika terjadi Self Sabotage, salah satu kepribadian menginginkan anda untuk move on, sedangkan kepribadian yang lain mengajak anda untuk berhenti atau bahkan mundur pada bentuk kehidupan yang lebih buruk. Biasanya Self Sabotage disebabkan oleh perasaan bersalah atau perasaan berdosa, yang terjadi di masa lalu dan belum terikhlaskan hingga saat ini. Mungkin masalahnya sudah selesai tuntas namun perasaan bersalah atau perasaan berdosa-nya masih melekat. Sehingga terjadilah mekanisme menghukum diri sendiri, yang berimbas pada mensabotase diri sendiri.
Keyakinan yang Salah
“Keyakinan yang salah” dalam hal ini adalah nilai, norma, serta pemahaman yang diajarkan di masa lalu, dimana keyakinan tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi atau pemahaman hidup saat ini. Contohnya ketika seorang di masa kecilnya sering menerima kata-kata “Nak, harta itu tidak dibawa mati”. Kata-kata ini sering ia dengar, dan tanpa disadari menjadi keyakinan yang melekat dalam pikirannya. Sehingga ketika orang tersebut beranjak dewasa, dan menekuni dunia bisnis maka dia akan kesulitan untuk mengembangkan bisnisnya dan akhirnya bingung, mengapa selalu gagal. Keyakinan yang salah ini memunculkan mental block atau self sabotage, serta memancarkan signal pikiran yang akhirnya menarik peristiwa-peristiwa yang membuatnya stagnan dalam bisnis.Kegagalan berpola bisa dihentikan dengan langkah-langkah khusus yang dirancang secara terpadu. Bertujuan untuk menata ulang system pikiran dan keyakinan seseorang. (keyakinan yang dimaksud bukan bermakna agama). Dibutuhkan proses dan pemahaman yang mendalam tentang fenomena perasaan di masa lalu, masa sekarang, dan menemukan nilai baru untuk menuju masa depan yang lebih sukses.
Jika anda mengalami kegagalan berpola seperti diatas, ada baiknya mencari apa kira-kira penyebab kegagalan anda. Jika mengalami kesulitan, kami Tim Ruang Tarot dapat membantu memberikan alternatif solusi atas permasalahan hidup anda melalui pembacaan Kartu Tarot dan mulailah merekonstruksi pemikiran anda menuju kesuksesan yang anda inginkan.